Sumber : liputan6.com

Bencana Silih Berganti di Awal Tahun 2021

Bencana Silih Berganti di Awal Tahun 2021 – Bencana datang dan pergi pada awal 2021. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 136 bencana di Indonesia. Kebanyakan bencana disebabkan oleh kondisi alam, seperti hujan deras, cuaca ekstrim, tanah longsor, banjir, dll.

Bencana Silih Berganti di Awal Tahun 2021

Sumber : liputan6.com

cerrrca – Selain memakan banyak korban jiwa, bencana alam telah menghancurkan ribuan rumah dan bangunan. Ribuan orang harus bersembunyi.

Bencana Silih Berganti di Awal Tahun 2021 , Salah satu bencana yang menelan banyak korban jiwa adalah bencana longsor di Sumedang. Pada Sabtu, 9/1/21, longsor meluluhlantahkan Dusun Bojong Kondang di Kabupaten Sumedang, RT 03 RW 10. Saat itu, 12 orang dinyatakan hilang di himpun dari liputan6.com.

Menurut Pusdalops BPBD Kabupaten Sumedang, longsor terjadi sekitar jam 4 sore / WIB. Penyebab kecelakaan itu diyakini karena curah hujan yang tinggi.

Tebing tersebut memiliki tinggi 20m dan panjang sekitar 40 m, longsor melanda 14 rumah dan menyebabkan kerusakan parah.

Baca juga : 6 Tips Terbaik Untuk Bisnis Afiliasi yang Sukses

Namun, saat petugas gabungan polisi mengevakuasi korban dan menyedot perhatian banyak warga, longsor kembali terjadi pada pukul 8 malam.

Danramil Kapt Inf Setio Pribadi di Kecamatan Cimanggung dan Kepala Dinas Darurat dan Logistik BPBD Kabupaten Sumedang juga menjadi korban longsor.

Setelah mencari korban selama beberapa hari, akhirnya seluruh korban berhasil di temukan pada 18 Januari 2021.

Data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Senin (18/1/2021) pukul 20.26 WIB. Total korban yang ditemukan tewas mencapai 40 orang. Semua korban yang ditemukan telah diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga masing-masing.

Di waktu yang sama, Indonesia dihebohkan lagi dengan jatuhnya pesawat di perairan Kepulauan Kuril, tak lain adalah pesawat sriwijaya air.

Pesawat rute Cengkareng-Pontianak hilang kontak 4 menit setelah lepas landas dan dipastikan jatuh.

Sejauh ini, tim gabungan masih mencari korban dan bangkai pesawat Sriwijaya Air. Menurut laporan, 62 orang berada di pesawat itu. DVI Polri telah mengidentifikasi 34 jenazah korban, dan sisanya masih dalam pemeriksaan.

Dengan tidak adanya korban Sriwijaya Air dan longsor yang ditemukan di Sumedan, banjir telah melanda banyak wilayah di Kalimantan Selatan. Menurut data BNPB, banjir itu terjadi akibat hujan deras yang melanda Kalimantan Selatan pada Minggu 2021.

BNPB melaporkan bahwa 21.990 orang terdampak banjir di Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

Selain itu, 6.346 rumah terendam banjir. Jalan dari Pelaihari ke Banjarmasin dipotong. Direktur Humas BNPB Rita Rosita Simatupang mengungkapkan, banjir disebabkan intensitas curah hujan yang tinggi sejak 2021, sehingga sungai di Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut tergenang air.

Selain Tanah Laut, banjir juga melanda Kabupaten Balangan di Kalimantan Selatan. Pada 16 Januari 2021, sebanyak 3.571 rumah terendam banjir.

Data bencana BNPB, Kepala Pusat Informasi dan Komunikasi Raditya Jati merilis informasi detail kerugian besar antara lain rumah banjir di Kecamatan Halong, 931 unit, 20 unit di Kecamatan Paringin, 576 unit di Kecamatan Juai, 336 unit di Kabupaten Paringin Selatan, Tebing Tinggi 836. Unit distrik dan 872 unit di Distrik Awayan.

Selain Kalimantan Selatan, banjir dan tanah longsor juga terjadi di Kalimantan Utara. menurut laporan BNPB bahwa lebih dari 500 rumah dan sebuah masjid terendam banjir.

Banjir melanda beberapa tempat. Ini termasuk Kecamatan Sembakung, Desa Atap, B. Desa Bagu, Desa Labuk, Desa Pagar, Desa Tujung, M. Desa Bungkul, Desa Lubukan, Desa Tagul, Desa Pelaju dan Desa Tepian.

Menurut BNPB, banjir yang terjadi diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi yang menyebabkan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sembakung meluap.

Di saat yang sama, Mamuju dan Majene di Provinsi Sulawesi Barat diguncang oleh rentetan gempa bumi. Gempa pertama terjadi pada siang hari tanggal 15 Januari 2021 (Kamis), dengan kekuatan 5,9 skala richter.

Keesokan harinya, pada dini hari, gempa kedua terjadi dengan intensitas lebih besar yaitu M 6.2.

Gempa kedua menyebabkan kerusakan hebat pada gedung, fasilitas umum, rumah tinggal dan kantor pemerintahan.

Badan SAR Nasional (Basarnas) menyebutkan, hingga Senin 16.00 (WIB) (18/1/2021), 84 orang tewas akibat gempa di Sulawesi Barat (Sulbar).

Wakil Ketua TNI Marsekal Basus Puruhito mengatakan, dari 73 orang tersebut, tiga orang berasal dari Kabupaten Mamuru dan 11 orang dari Mayen, Provinsi Sulawesi Barat.

Bagus menuturkan banyak pengungsi di dua wilayah itu. Jumlah orang sudah mencapai puluhan ribu. Menurut Bagus, timnya di berbagai daerah di Sulawesi juga sudah dikerahkan untuk membantu mengatasi gempa di sana.

Dia berkata: “Kami juga memiliki peralatan ekstrusi untuk menghancurkan bangunan yang runtuh. Sejak kemarin, kami telah mendapat bantuan dari polisi.”

Banjir Bandang

Sumber : merdeka.com

Terakhir, Selasa 19/1/21, banjir bandang melanda Gunung Mas di Punka Bogor.

Dalam sejumlah besar video yang beredar, banjir banjir pegunungan membawa material kualitas air bercampur dengan tanah dan ranting yang mengalir deras di kawasan wisata pertanian. Lumpur dari Sungai Sampay meluap dan memblokir jalan.

Penduduk setempat tampak panik. Mereka bergegas keluar rumah dan lari ke tempat yang lebih tinggi. Beberapa mengatakan bahwa doa dipanggil selama bencana.

Menurut informasi yang dihimpun Liputan6.com, banjir petir terjadi sekitar pukul 09.30 WIB.

Namun, pada pukul 12.10 WIB banjir bandang kembali terjadi.

Menurut laporan, dua orang dibawa oleh tanah longsor di Sungai Sampai. Keduanya selamat tetapi terluka.Terakhir, Selasa 19 Januari 2021, banjir bandang melanda Gunung Mas di Punka Bogor.

Dalam sejumlah besar video yang beredar, banjir banjir pegunungan membawa material kualitas air bercampur dengan tanah dan ranting yang mengalir deras di kawasan wisata pertanian. Lumpur dari Sungai Sampay meluap dan memblokir jalan.

Penduduk setempat tampak panik. Mereka bergegas keluar rumah dan lari ke tempat yang lebih tinggi. Beberapa mengatakan bahwa doa dipanggil selama bencana.

Menurut informasi yang dihimpun Liputan6.com, banjir petir terjadi sekitar pukul 09.30 WIB.

Namun, pada pukul 12.10 WIB banjir bandang kembali terjadi.

Menurut laporan, dua orang dibawa oleh tanah longsor di Sungai Sampai. Keduanya selamat tetapi terluka.

Bersamaan dengan itu, seluruh warga yang tinggal di sekitar wilayah banjir dievakuasi ke Wismar PTPN VIII Gunnumas dan masjid.

Mayor Inram Danramil 2124 Cisarua, Mayor Aris Munandar mengaku sudah mengingatkan masyarakat agar tidak mendekati lokasi banjir bandang. Saya khawatir akan terjadi banjir.

Aris berkata: “Masih turun hujan karena kondisi di hulu sungai.”

Bersamaan dengan itu, petugas gabungan dari BPBD, Tagana, TNI, dan polisi bersiaga di lokasi untuk membantu evakuasi warga.

Seperti yang kita ketahui bersama, rumah tinggal yang terkena banjir bandang berada di kawasan Agro Gunung Mas PTPN VIII. Sebagian besar penghuni yang tinggal di sana adalah karyawan PTPN VIII.

Baca juga : 5 Faktor Pemicu Cuaca Ekstrem Beresiko bencana Di Wilayah Indonesia

Upaya Pemerintah

Sumber : setneg.go.id

Setelah gempa meluluhlantahkan Majene dan Mamuju di Sulawesi Barat, Presiden Yokowi memerintahkan jajarannya untuk segera melakukan pekerjaan darurat.

Sasaran dari arahan ini adalah Doni Monardo, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (DNP), Tri Rismaharini, Menteri Sosial Basarnas Marsdya Bagus Puruhito, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Idham Azis Jenderal.

Jokovic memerintahkan Doni Monardo, Kepala BNP Paribas, dan Risma, Menteri Sosial, untuk melakukan perjalanan ke lokasi gempa bumi yang terjadi di berbagai wilayah di Sulawesi Barat. Doni Monardo juga mengerahkan empat helikopter ke lokasi gempa.

Pada Selasa 19 Januari 2021, Yokowi juga terjun langsung ke lokasi gempa. Ia berjanji akan membantu warga yang rumahnya rusak akibat gempa. Bantuan akan dialokasikan dalam jumlah yang berbeda dalam bentuk tunai sesuai dengan tingkat kerusakan.

Jokowi menjelaskan: “Untuk rusak berat Rp 50 juta, untuk rusak sedang Rp 25 juta, untuk yang rusak ringan berarti Rp 10 juta retak.”

Jokowi berharap dengan bantuan yang diberikan, masyarakat bisa pulih secepatnya. Perumahan runtuh dan pemulihan ekonomi, layanan pemerintah dipulihkan, dan birokrasi dapat dengan cepat kembali normal.

Chokovi berkata: “Itulah yang ingin saya sampaikan. Akhirnya, saya ingin menyampaikan belasungkawa yang dalam kepada 80 korban. Saya berharap mereka yang bertahan akan menemukan ketulusan dan kesabaran.”

Sehari sebelum berangkat ke Sulawesi Barat, Jokovic mengunjungi lokasi bencana banjir di Kalimantan Selatan. Chokovi meminta jajarannya segera memberikan bantuan penanganan banjir ke Kalimantan Selatan.

Chokovi mengatakan: “Saya juga perintahkan Kepala Pangkalan Polisi Nasional Prancis, dan juga perintahkan Panglima TNI dan Kapolri untuk memberikan bantuan secepatnya. Khusus untuk perahu karet yang sangat membutuhkan penanganan banjir di Selatan.

Ia juga meminta masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan bencana alam, termasuk banjir dan tanah longsor. Hal ini dikarenakan peningkatan curah hujan yang ekstrim pada bulan-bulan berikutnya.