Sumber : nasional.okezone.com

9 Pembunuh Bayaran Paling Mengerikan di Indonesia

9 Pembunuh Bayaran Paling Mengerikan di Indonesia – Mendengar kata assassin mungkin sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Pekerjaan menjadi pembunuh bayaran sering kali bisa dilihat di film aksi.

9 Pembunuh Bayaran Paling Mengerikan di Indonesia

Sumber : nasional.okezone.com

cerrrca – Namun, karya ini tak hanya berlaku di bidang film laga. Pekerjaan pembunuh bayaran juga ditemukan di masyarakat Indonesia. Pekerjaan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Assassin terkadang bekerja lebih dari sendirian. Namun, pekerjaan ini juga bisa dilakukan bersama. Karena sebagai assassin, pekerjaan harus rapi dan sulit dilacak.

Selain itu, mereka juga berencana untuk membunuh dan berintegrasi dengan hati-hati ke dalam masyarakat, dan banyak teknik sadis untuk menyelesaikan pekerjaan.

Lantas apa yang harus dilakukan para pembunuh sadis di Indonesia dalam dua dekade terakhir ini? Berikut ini adalah daftar Pembunuhan Sadis yang didapat Okezone dari berbagai sumber.

1. Umar Jaya

Sumber : jpnn.com

Pria ini adalah salah satu pria populer di Sumatera Barat. Seperti yang kita ketahui bersama, Umar membunuh pemilik kampus di Sumatera Barat pada tahun 1996.

Pekerjaan Umar dilakukan bersama rekan-rekannya. Saat ini rekan Umar sudah meninggal dunia. Dalam kejadian itu, Umar divonis 11 tahun penjara dan tidak bernafas lega hingga 2011.

Bukan hanya membunuh. Umar juga tersandung karena beberapa perampokan. Umar kerap secara brutal membunuh korbannya dalam aksinya.

2. Iwan Cepi Murtado

Sumber : jabar.tribunnews.com

Berbeda dengan Umar di Sumatera Barat. Iwan adalah salah satu Pembunuh Berdarah Dingin. Kasus Iwan mengejutkan Indonesia.

Seperti yang kita ketahui bersama, Ivan berulang kali membunuh seorang pengusaha kaya. Ivan menjadi pusat perintah otoritas negara. Seperti yang kita semua tahu, Ivan pandai membidik korban.

Sebelum bekerja, Iwan pertama kali menemukan calon korban sejak dini. Bahkan, Ivan mempelajari aksi para calon korban yang mungkin menjadi sasarannya.

Setelah mengetahui detail calon korban, Iwan langsung mengeksekusi calon korban tersebut.

Baca juga : 11 Efek Baik Pandemi Covid-19 Bagi Dunia

3. Mulawarman

Sumber : 99.co

Kasus Pembunuhan juga membuat kaget masyarakat Indonesia. Hakim Syarifuddin Kartasasmita dari Mahkamah Agung Massachusetts menjadi korban pembunuhan tersebut. Syarifuddin dibunuh oleh pembunuh bayaran Mulawaman.

Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 2001. Dalam peristiwa tersebut, Syaifuddin Kartasasmita meninggal dunia setelah ditembak oleh empat orang dalam perjalanan menuju kantornya.

Hakim Agung dibunuh oleh Mulavaman dan rekan-rekannya. Pembunuhan itu terjadi akibat kasus tukar goro Batara Sakti dengan Yayasan Soeharto.

Seperti diketahui, pembunuhan Hakim Agung Syarifuddin Kartasasmita dilakukan oleh dua orang, Murawalman dan Bob Hassan. Keduanya melakukan apa yang diperintahkan putra Soeharto.

Berawal dari kasus tersebut, pengadilan menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara kepada Tommy Soeharto.

4. Gunawan Santoso

Sumber : news.detik.com

Gunawan Santoso merancang kasus pembunuhan terhadap Boedyharto Angsono. Gunawan merencanakan pembunuhan yang mengerikan. Rencana pembunuhannya adalah mengakhiri hidup mantan mertuanya sendiri.

Gunawan melakukan itu karena ibu mertuanya pernah masuk penjara karena menggelapkan dana masyarakat. Usai dipenjara, Gunawan sempat kabur dan menghadapi.

Gunawan bersembunyi dan berencana membunuh mertuanya. Dari rencana yang telah dibuat, mertuanya dieksekusi dengan mengerikan.

Ayah mertuanya Boedyharto Angsono ditebak dari kejauhan dan dibunuh. Hukuman mati melibatkan empat marinir yang disewa oleh Gunawan Santoso.

Kasus tersebut terjadi pada 19 Juli 2003. BoedyhartoAngsono adalah presiden direktur PT Aneka Sakti Bhakti (PT. Asaba).

Sebelum Boedyharto dan anak buahnya menjadi sasaran Paulus Teja Kusuma. Paulus merupakan direktur keuangan di PT. Asaba

Di antara mereka, Paulus ditembak oleh dua pengendara sepeda motor pada 6 Juni 2003 di Hotel Emas di Jalan Angkasa, Jakarta Pusat. Namun, Paul selamat.

Pada 19 Juli 2003 atau enam minggu setelah Paul ditembak. Giliran Boedyharto yang bersama pengawal pribadinya Serda Edy Siyep yang merupakan anggota Kopassus ditembak oleh sang pembunuh.

Keduanya ditembak mati di depan lapangan basket Stadion Sasana Krida Pluit Jakarta Utara sekitar pukul 05.30 WIB.

5. Eduardus Ndopo Mbete

Sumber : kompasiana.com

Pada 2009, Nasrudin Zulkarnaen, Direktur BUMN PT Putra Rajawali Banjaran (PRB), mengalami pembunuhan. Dalam kasus ini, Antasari Azhar, ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), turut serta.

Nasrudin ditembak mati usai bermain golf di Modernland, Tangerang pada Sabtu 14 Maret 2009. Dalam kasus ini, seorang pelaksana bayaran turun tangan.

Penampil tersebut adalah Eduardus Ndopo Mbete, Hendrikus Kia Walen, Daniel Daen Sabon dan Heri Santoso. Mereka dipekerjakan oleh Williardi melalui Jerry Hermawan Lo.

6. Jhon Kei

Sumber : wartaekonomi.co.id

Tan Harry Tantono adalah pemilik PT Sanex Steel. Pengusaha yang dikenal dengan nama Ayung ini menjadi korban pembunuhan sadis. Kasus tersebut terjadi pada tahun 2012.

Tan Harry ditikam sampai mati di sebuah kamar di Swiss-Bel Hotel 2701 di Jakarta Pusat. Pembunuhan itu terjadi pada Kamis, 26 Januari 2012 dan melibatkan puluhan orang Kei.

Kei Group dikenal sebagai pemimpin dalam pengawalan modal, layanan keamanan dan bisnis penagihan hutang.

John Kei divonis 12 tahun penjara di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dan dua rekannya divonis 1,5 tahun penjara. Namun, Mahkamah Agung menaikkan hukuman John Kei menjadi 16 tahun penjara.

Baca juga : 11 Fakta Rangga Bocah Aceh Yang Dibunuh Saat Lindungi Ibunya

7. Gatot Supiartono

Sumber : tribunnews.com

Holly Angela Hayu Winanti juga mengalami kasus pembunuhan. Kasus tersebut terjadi pada tahun 2013. Korban tewas di lantai 9 AT Tower Ebony Kota Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan.

Dalam pembunuhan istri Siri, pejabat Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melibatkan dua eksekutor yang dibayar antara 40 hingga 50 juta rupiah. Kedua eksekutor itu dipekerjakan oleh suami Holly, Gatot Supiartono, seorang pejabat Partai Rakyat Inggris.

8. Supriadi dan Wahyudin

Sumber : twitter.com

Pembunuh kontrak ini disebut Supradi. Pria tersebut berasal dari Kabupaten Tanah Laut di Provinsi Kalimantan Selatan.

Selain Supriadi, pembunuh bayaran lain dari wilayah Tanah Laut Kalimantan Selatan bernama Wahyudin. Keduanya merupakan karyawan salah satu perusahaan swasta di Kalimantan Selatan.

Mereka berdua membunuh seorang pengusaha atas nama Samir di Berau. Untuk membunuh para korban tersebut, mereka mendapat hadiah sebesar 50 juta rupiah.

Usai membunuh korban, mereka membuang tubuh korban ke hutan di kawasan Mayamangoulei Kabupaten Belau.

Keenam pembunuh di atas mengejutkan rakyat Indonesia. Tempat korban tewas secara tragis. Karena sebelum mengambil tindakan, mereka merencanakan dengan matang untuk membunuh korban.

9. Kasus Aulia Kesuma

Sumber : tribunnews.com

Pada Minggu 25 Agustus 2019, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan ditemukannya M Adi Pradana alias Dana dan Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili.Mereka tewas dalam kebakaran mobil. Peristiwa itu terjadi di Cidahu Sukabumi, Jawa Barat.

Di balik meninggalnya korban, peran serta orang-orang terdekat korban tidak dapat dipisahkan. Aulia Kesuma (Aulia Kesuma), namanya. Aulia berencana menyewa empat pembunuh untuk membunuh korbannya.

Tuntutan pembunuhan menyebutkan, beban utang bulanan yang harus dibayar kedua bank itu mencapai Rp 200 juta dari total utang Rp 10 miliar.

Dalam kasus ini, Aulia meminta korban Pungung Sadili untuk menjual rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan yang diperkirakan bernilai Rp 26 miliar. Ini untuk membayar hutang Ausia Kesuma. Sayangnya, hal tersebut dibantah oleh korban.